PERBEDAAN FAHAM AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH DENGAN SYIAH
DAN WAHABI
Banyak
orang yang menyangka bahwa perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah
Imamiyah Itsna Asyariyah(Ja’fariyah) dianggap sekedar dalam masalah khilafiyah
Furu’iyah, seperti perbedaan antara NU dengan Muhammadiyah, antara Madzhab
Syafi’i dengan Madzhab Maliki. Karenanya, dengan adanya ribut-ribut
masalah Sunni dengan Syiah, mereka berpendapat agar perbedaan pendapat tersebut
tidak perlu dibesar-besarkan. Oleh karena itu, disaat Muslimin bangun
melawan serangan Syiah, mereka menjadi penonton dan tidak ikut
berkiprah. Apa yang mereka harapkan tersebut, tidak lain dikarenakan
minimnya pengetahuan mereka mengenai aqidah Syiah Imamiyah Itsna
Asyariyah(Ja’fariyah). Sehingga apa yang mereka sampaikan hanya terbatas pada
apa yang mereka ketahui. Semua itu dikarenakan kurangnya informasi pada
mereka, akan hakikat ajaran Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah).
Disamping kebiasaan berkomentar, sebelum memahami persoalan yang sebenarnya. Sedangkan
apa yang mereka kuasai, hanya bersumber dari tokoh-tokoh Syiah yang sering
berkata bahwa perbedaan Sunni dengan Syiah seperti perbedaan antara Madzhab
Maliki dengan Madzhab Syafi’i. Padahal perbedaan antara Madzhab Maliki
dengan Madzhab Syafi’i, hanya dalam masalah Furu’iyah saja. Sedang perbedaan
antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah
(Ja’fariyah), maka perbedaan-perbedaannya disamping dalam Furuu’ juga dalam
Ushuul.
Rukun
Iman mereka berbeda dengan rukun Iman kita, rukun Islamnya juga berbeda, begitu
pula kitab-kitab hadistnya juga berbeda, bahkan sesuai pengakuan sebagian besar
ulama-ulama Syiah, bahwa Al-Qur’an mereka juga berbeda dengan Al-Qur’an kita
(Ahlussunnah). Apabila ada dari ulama mereka yang pura-pura (taqiyah)
mengatakan bahwa Al-Qur’annya sama, maka dalam menafsirkan ayat-ayatnya sangat
berbeda dan berlainan, sehingga tepatlah apabila ulama-ulama Ahlussunnah
Waljamaah mengatakan : Bahwa Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) adalah
satu agama tersendiri.
Melihat
pentingnya persoalan tersebut, maka di bawah ini kami nukilkan sebagian dari
perbedaan antara aqidah Ahlussunnah Waljamaah dengan aqidah Syiah Imamiyah
Itsna Asyariyah (Ja’fariyah).
- Rukun Islam
Rukun Islam Ahlussunnah kita ada 5:
1. Syahadatain
2. As-Sholah
3. As-Shoum
4. Az-Zakah
5. Al-Haj
Rukun Islam Syiah juga ada 5 tapi
berbeda:
1. As-Sholah
2. As-Shoum
3. Az-Zakah
4. Al-Haj
5. Al wilayah
- Rukun Iman
Rukun Iman Ahlussunnah ada enam:
1. Iman kepada
Allah
2. Iman kepada
Malaikat-malaikat Nya
3. Iman kepada
Kitab-kitab Nya
4. Iman kepada
Rasul Nya
5. Iman kepada
Yaumil Akhir / hari kiamat
6. Iman kepada
Qadar, baik-buruknya dari Allah.
Rukun Iman Syiah ada 5 :
1. At-Tauhid
2. An Nubuwwah
3. Al Imamah
4. Al Adlu
5. Al Ma’ad
- Syahadat
.Ahlussunnah mempunyai Dua kalimat
syahadat, yakni: “Asyhadu An La Ilaha Illallah wa Asyhadu Anna Muhammadan
Rasulullah”. Syiah mempunyai tiga kalimat syahadat, disamping “Asyhadu an
Laailaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah”, masih ditambah
dengan menyebut dua belas imam-imam mereka.
- Imamah
Ahlussunnah meyakini bahwa para imam
tidak termasuk rukun iman. Adapun jumlah imam-imam Ahlussunnah tidak terbatas.
Selalu timbul imam-imam, sampai hari kiamat.Karenanya membatasi imam-imam hanya
dua belas (12) atau jumlah tertentu, tidak dibenarkan.
Syiah meyakini dua belas imam-imam
mereka, dan termasuk rukun iman. Karenanya orang-orang yang tidak beriman
kepada dua belas imam-imam mereka (seperti orang-orang Sunni), maka menurut
ajaran Syiah dianggap kafir dan akan masuk neraka.
- Khulafaur Rasyidin
Ahlussunnah mengakui kepemimpinan
khulafaurrosyidin adalah sah. Mereka adalah: a) Abu Bakar, b) Umar, c) Utsman,
d) Ali radhiallahu anhum
Syiah tidak mengakui kepemimpinan
tiga Khalifah pertama (Abu Bakar, Umar, Utsman), karena dianggap telah merampas
kekhalifahan Ali bin Abi Thalib (padahal Imam Ali sendiri membai’at dan
mengakui kekhalifahan mereka).
- Kemaksuman Para Imam
Ahlussunnah berpendapat khalifah (imam)
adalah manusia biasa, yang tidak mempunyai sifat Ma’shum. Mereka dapat saja
berbuat salah, dosa dan lupa, karena sifat ma’shum, hanya dimiliki oleh para
Nabi. Sedangkan kalangan syiah meyakini bahwa 12 imam mereka mempunyai sifat
maksum dan bebas dari dosa.
- Para Sahabat
Ahlussunnah melarang mencaci-maki
para sahabat. Sedangkan Syiah mengangggap bahwa mencaci-maki para sahabat tidak
apa-apa, bahkan berkeyakinan, bahwa para sahabat setelah Rasulullah SAW wafat,
mereka menjadi murtad dan tinggal beberapa orang saja. Alasannya karena para
sahabat membai’at Sayyidina Abu Bakar sebagai Khalifah.
- Sayyidah Aisyah
Sayyidah Aisyah istri Rasulullah
sangat dihormati dan dicintai oleh Ahlussunnah. Beliau adalah termasuk
ummahatul Mu’minin. Syiah melaknat dan mencaci maki Sayyidah Aisyah,
memfitnah bahkan mengkafirkan beliau.
- Kitab-kitab hadits
Kitab-kitab hadits yang dipakai
sandaran dan rujukan Ahlussunnah adalah Kutubussittah : Shahih Bukhari, Shahih
Muslim, Sunan Abi Dawud, Sunan At-Tirmidz, Sunan Ibnu Majah dan Sunan
An-Nasa’i. (kitab-kitab tersebut beredar dimana-mana dan dibaca oleh kaum
Muslimin sedunia).
Kitab-kitab hadits Syiah hanya ada
empat : a) Al Kaafi, b) Al Istibshor, c) Man Laa Yah Dhuruhu Al Faqih, dan d)
Att Tahdziib. (Kitab-kitab tersebut tidak beredar, sebab kebohongannya takut
diketahui oleh pengikut-pengikut Syiah).
- Al-Quran
Menurut Ahlussunnah Al-Qur’an tetap
orisinil dan tidak pernah berubah atau diubah. Sedangkan syiah menganggap bahwa
Al-Quran yang ada sekarang ini tidak orisinil. Sudah dirubah oleh para sahabat
(dikurangi dan ditambah).
- Surga
Surga diperuntukkan bagi orang-orang
yang taat kepada Allah dan Rasul Nya. dan Neraka diperuntukkan bagi orang-orang
yang tidak taat kepada Allah dan Rasul Nya. Menurut Syiah, surga hanya diperuntukkan
bagi orang-orang yang cinta kepada Imam Ali, walaupun orang tersebut tidak taat
kepada Rasulullah. Dan neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang memusuhi Imam
Ali, walaupun orang tersebut taat kepada Rasulullah.
- Raj’ah
Aqidah raj’ah tidak ada dalam ajaran
Ahlussunnah. Raj’ah ialah besok di akhir zaman sebelum kiamat, manusia akan
hidup kembali. Dimana saat itu Ahlul Bait akan balas dendam kepada
musuh-musuhnya.
Raj’ah adalah salah satu aqidah
Syiah, dimana diceritakan bahwa nanti diakhir zaman, Imam Mahdi akan keluar
dari persembunyiannya. Kemudian dia pergi ke Madinah untuk membangunkan
Rasulullah, Imam Ali, Siti Fatimah serta Ahlul Bait yang lain. Setelah mereka
semuanya bai’at kepadanya, diapun selanjutnya membangunkan Abu Bakar, Umar, Aisyah.
Kemudian ketiga orang tersebut disiksa dan disalib, sampai mati seterusnya
diulang-ulang sampai ribuan kali, sebagai balasan atas perbuatan jahat
mereka kepada Ahlul Bait.
Orang Syiah mempunyai Imam Mahdi
sendiri, yang berlainan dengan Imam Mahdi yang diyakini oleh Ahlussunnah, yang
akan membawa keadilan dan kedamaian.
- Mut’ah
Mut’ah (kawin kontrak), sama dengan
perbuatan zina dan hukumnya haram. Sementara Syiah sangat dianjurkan mut’ah dan
hukumnya halal. Halalnya Mut’ah ini dipakai oleh golongan Syiah untuk
mempengaruhi para pemuda agar masuk Syiah. Padahal haramnya Mut’ah juga berlaku
di zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib.
- Khamr
Khamer (arak) najis menurut
Ahlussunnah. Menurut Syiah, khamer itu suci.
- Air Bekas Istinjak
Air yang telah dipakai istinja’
(cebok) dianggap tidak suci, menurut ahlussunnah (sesuai dengan perincian yang
ada). Menurut Syiah air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap suci dan
mensucikan.
- Sendekap
Diwaktu shalat meletakkan tangan
kanan diatas tangan kiri hukumnya sunnah. Menurut Syiah meletakkan tangan kanan
diatas tangan kiri sewaktu shalat dapat membatalkan shalat. (jadi shalatnya
bangsa Indonesia yang diajarkan Wali Songo oleh orang-orang Syiah dihukum tidak
sah dan batal, sebab meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri).
- Amin Sesudah Fatihah
Mengucapkan Amin diakhir surat
Al-Fatihah dalam shalat adalah sunnah. Menurut Syiah mengucapkan Amin diakhir
surat Al-Fatihah dalam shalat dianggap tidak sah dan batal shalatnya. (Jadi
shalatnya Muslimin di seluruh dunia dianggap tidak sah, karena mengucapkan Amin
dalam shalatnya).
Demikian telah kami nukilkan
beberapa perbedaan antara aqidah Ahlussunnah Waljamaah dan aqidah Syiah
Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah). Harapan kami semoga pembaca dapat
memahami benar-benar perbedaan-perbedaan tersebut. Selanjutnya pembaca yang
mengambil keputusan (sikap).
Masihkah mereka akan dipertahankan
sebaga Muslimin dan Mukminin ? (walaupun dengan Muslimin berbeda segalanya).
Sebenarnya yang terpenting dari
keterangan-keterangan diatas adalah agar masyarakat memahami benar-benar, bahwa
perbedaan yang ada antara Ahlussunnah dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah
(Ja’fariyah) itu, disamping dalam Furuu’ (cabang-cabang agama) juga dalam
Ushuul (pokok/ dasar agama).
Apabila tokoh-tokoh Syiah sering
mengaburkan perbedaan-perbedaan tersebut, serta memberikan keterangan yang
tidak sebenarnya, maka hal tersebut dapat kita maklumi, sebab mereka itu sudah
memahami benar-benar, bahwa Muslimin Indonesia tidak akan terpengaruh atau
tertarik pada Syiah, terkecuali apabila disesatkan (ditipu). Oleh karena itu,
sebagian besar orang-orang yang masuk Syiah adalah orang-orang yang tersesat,
yang tertipu oleh bujuk rayu tokoh-tokoh Syiah.
Akhirnya, setelah kami menyampaikan
perbedaan-perbedaan antara Ahlussunnah dengan Syiah, maka dalam kesempatan ini
kami menghimbau kepada Alim Ulama serta para tokoh masyarakat, untuk selalu
memberikan penerangan kepada umat Islam mengenai kesesatan ajaran Syiah. Begitu
pula untuk selalu menggalang persatuan sesama Ahlussunnah dalam menghadapi
rongrongan yang datangnya dari golongan Syiah. Serta lebih waspada dalam
memantau gerakan Syiah didaerahnya. Sehingga bahaya yang selalu mengancam
persatuan dan kesatuan bangsa kita dapat teratasi.
Selanjutnya kami mengharap dari
aparat pemerintahan untuk lebih peka dalam menangani masalah Syiah di
Indonesia. Sebab bagaimanapun, kita tidak menghendaki apa yang sudah mereka
lakukan, baik di dalam negri maupun di luar negri, terulang di negara kita.
Semoga Allah selalu melindungi kita dari penyesatan orang-orang Syiah dan
aqidahnya. Amin.
Sumber: Albayyinat
SEBAGIAN CONTOH PERBEDAAN
ANTARA ASWAJA DENGAN WAHABI
Penulis : Von Edison Alouisci
Mungkin org org yang awam
tidak begitu menyadari perbedaan besar antara akidah yang dijalani
Ahlusunnah wal jamaah dengan Akidah Ala wahabi. Sehingga sebagian diantarnya
ada yang berhujah dengan keduanya karna tidak bisa membedakannya dan
akibatnya..terjadi kerancuan bahkan menimbulkan kesalah pahaman yang makin
besar.org org semacam ini..hanya mengikuti saja pendapat sebagian org
tanpa berfikir jauh jika ada hal yang salah dalam pemahamnnya.
Lucunya lagi ada yang mengaku
Ahlusunnah wal jamaah..namun
apa yang ia sampaikan..justru paham paham wahabi. Ada pula wahabi wahabian..alias
pengikut taglid yang sebenarnya tidak byk paham akidah wahabi namun kemudian
malah apa yang ia utarakan..justru paham paham Ahlususnnah wal jamaah…yang dia anggap itu ajaran wahabi.dan celakanya lagi ia
ngotot mempertahankannya dgn mengatakan “ Inilah akidah wahabi yang benar.
Untuk memahami apa sebenarnya yang
menjadi pokok persoalan antara ahlusunnah wal jam`ah dgn wahabi,berikut ini
penulis mencoba menjelaskan sebagian dari permasalahan itu
1 Persoalan : Maha Suci Allah
daripada bersifat duduk atau bersemayam
Pendapat Aswaja : Menganggap atau
mengatakan bahwa Allah duduk atau bersemayam di atas arasy atau di atas kursi
Adalah suatu hal yang keliru karna yang demikian itu adalah sifat makhluk Allah
bukan sipat Allah.
DALILNYA : Firman Allah
Ta’ala: “Dia(Allah) tidak menyerupai sesuatu pun daripada makhlukNya,baik dari
satu segi maupun dari semua segi, dan tidak ada sesuatu pun yang
menyerupaiNya”(Asyura ayat:11)
pendapat Wahabi : Wahabi menyamakan
Allah dengan manusia dan juga binatang.Mereka berkata:“Allah duduk di atas
kursi”
RUJUKANNYA : lihat Kitab
mereka: Fathul Majid,Karangan Abdul Rahman bin Hasan bin Mohd bin Abdul
wahab,m/s:356,Cetakan Darul Salam,Riyadh. (Arab saudi)
- Persoalan : Maha suci Allah daripada anggota dan jisim
Pendapat Aswaja : Allah Ta’ala tidak
sama dengan makhlukNya, Dia tidak mempunyai anggota dan jisim sebagaimana Yang
dimiliki oleh makhluk.
DALILNYA :. Firman Allah
Ta’ala:_ ليس كمثله شى
Maksudnya: “Dia (Allah) tidak
menyerupai sesuatu pun dari makhlukNya baik dari satu segi maupun dari semua
segi, dan tidakada sesuatu pun yang menyerupaiNya”.(Asyura ayat:11)
Pendapat Wahabi : Ibnu Baz berkata:
“penafian jisim dan anggota bagi Allah adalah suatu yang dicela”
Rujukannya : lihat Kitabnya :
Tanbihat Fi Rod Ala Man Taawwal Sifat,m/s: 19, karangan Ibnu Baz, terbitan
:Riasah Ammah lilifta’Riyadh. (Arab saudi)
3.Persoalan : Maha suci Allah dari
tempat
Pendapat Aswaja : Allah Ta’ala wujud
tanpa tempat, karena Dia yang menjadikan tempat yang mempunyai batasan
batasan,kadar tertentu dan bentuk sedangkan Allah tidak bisa disifatkan
sedemikian.
Dalilnya : Sabda Nabi: “Allah wujud
pada azal(adaNya tanpa permulaan),dan belum wujud sesuatu selainNya”H.R
al-Bukhari,isnad sahih
Pendapat Wahabi : Ibnu Baz mengatakan
bahwa zat Allah Ta’ala itu di atas arasy
salah satu rujukannya : Lihat
Majalah Haji, Nomor 49, juzuk 11 tahun 1415 hijrah,m/s :73 -74 Makkah. (Arab
saudi)
- Persoalan : tentang Abu jahal dan Abu lahab
Pendapat Aswaja : Abu jahal dan Abu
lahab bukanlah dari kalangan orang Islam sebagaimana di jelaskan dalam
Alquranul kariim dan tidak bisa terbantahkan kekuatan firman Allah.
Dalilnya : Firman Allah Ta’ala
mengenai Abu lahab:Maksudnya: kelak dia akan masuk ke dalam api yang
menyala-nyala.(Almasad ayat: 3
Pendapat Wahabi : Wahabi mengatakan
bahwa Abu jahal lebih mulia dan mengamalkan serta peng-ESA-an tauhid
mereka kepada Allah daripada orang Islam umumnya yang mengucap dua
kalimah syahadah. ( yang dimaksudkan dengan orang Islam di sini ialah mereka
yang bertawassul dengan wali-wali dan para solihin dimana pengertian tawasul
menurut wahabi seperti menyembah berhala,Batu,org mati atau sejenisnya )
Rujukan mereka : Lihat Kitab
mereka: Kaifa Nafham Attauhid,Karangan Mohd Basmir,m/s: 16 Riyadh. (Arab saudi)
5.Persoalan : tentang Ulama
Asya’irah dan Maturidiah
Pendapat Aswaja : Pengikut Asya’irah
dan Maturidiah adalah golongan (Ahlus Sunnah wal jama’ah)
Rujukannya : Al hafiz Murtadha
Azzabidi.berkata:“ jika disebut Ahlus sunnah wal- jamaah yang dimaksudkannya
ialah Asyairah dan Maturidiah kitab: Ithaf sadatil Muttaqin
Pendapat Wahabi : Sholeh bin Fauzan
(wahabi) berkata:“pengikut Asya’irah dan Maturidi tidak layak digelar sebagai
Ahlussunnah wal jamaah
Rujukannya : Kitabnya: Min Masyahir
Almujaddidin Fil Islam,m/s: 32, terbitan:Riasah ‘Ammah lilifta’Riyadh. (Arab
saudi)
6.persoalan : Nabi Adam
Pendapat Aswaja : Ijma’ ulama
mengatakan bahawa Adam adalah nabi
Dalilnya :”dari Abi umamah, seorang
lelaki bertanya nabi: “wahai
rasulullah adakah Adam itu seorang
nabi”? Beliau menjawap: “ya, diturunkan wahyu kepadanya”H.R Ibnu Hibban.
Pendapat Wahabi : Wahabi mengatakan
bahwa Adam bukanlah nabi ataupun rasul
Rujukannya : kitab mereka: Al-iman
Bil Anbiya’ Jumlatan,Karangan: Abdullah bin Zaid,cetakan Maktabah Islami,
Beirut.
7.Persoalan : Pengikut pengikut Imam
Asy’ari
Pendapat Aswaja : Pengikut-pengikut
Imam Asy’ari adalah golongan umat Islam
dalilnya : Ahlus Sunnah wal Jama’’ah
di kalangan umat Islam di seluruh dunia adalah golongan asy’ari dan maturidi
dan tidak dkatakan Islam jika mereka tidak mengucapkan dua kalimah shahadat
sebagi tanda keislaman.sedangkan perkara kadar keIman mereka hanya
Allah yang memutuskan.
Pendapat Wahabi : Wahabi berdusta
dengan mengatakan bahawa kebanyakan Ahlus Sunnah
mengkafirkan pengikut asya’irah.
Rujukannya: Kitab mereka: Fathul
Majid,Karangan: Abdul Rahman m/s 353 Terbitan maktabah Darul Salam, Riyadh.
(Arab saudi)
8.Persoalan : Bersholawat atas
Nabi
Pendapat Aswaja : Boleh melafazkan
selawat atas Rasulullah.dan hal lain yang perlu diketahui, tidak
sempurna Sholat seorang hamba Allah tanpa sholawat dan salam ketika duduk
tahyat awal/akhir dan ketika mengakhiri sholat.
Dalilnya : Lafaz selawat ini
tidak terbantahkan dengan penjelasan Al-quran dan hadist
Pendapat wahabi : Ibnu Baz berkata:
“lafaz selawat itu adalah syirik”
Rujukan mereka : lihat Kitab
mereka: Kaifa Ihtadaitu Ila Tauhid,Karangan: Mohd Jamil Zainu, m/s: 83 dan
89,Terbitan:Darul Fatah
- Api neraka dan orang orang yang sunguh kafir.
Pendapat Aswaja : Api neraka tidak
akan fana’ ( binasa), dan azab siksaan terhadap orang-orang kafir akan
berkekalan selama lamanya
Dalilnya : Firman Allah:
“Sesungguhnya Allah melaknati
orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala,mereka
kekal di dalamnya selamalamanya,mereka tidak memperolehi perlindungan maupun
penolong”.(al Ahzab ayat: 65)
Pendapat Wahabi : Wahabi mengatakan
bahwa api neraka itu akan binasa dan orang-orang kafir itu tidak diazab
selama-lamanya.
Rujukannya : Kitab mereka
Qaulul Mukhtar Li Fanainnar,Karangan: Abdul karim alhamid,m/s : 8, (Arab saudi)
10.Persoalan : Allah Ta’ala
tidak sama dengan sesuatu yang baru
Pendapat Aswaja : Allah Ta’ala tidak
menyerupai manusia kerana Dia pencipta mereka, dan pencipta itu tidak menyamai
apa yang diciptakan ( makhluk), Dia bukanlah zat yang bergambar, berbentuk dan
tidak mempunyai kadar yang tertentu.
Dalilnya : Firman Allah :_ ليس كمثله
شى
Maksudnya: “Dia (Allah)tidak
menyerupai sesuatu pun dari makhlukNya baik dari satu segi mahupun dari semua
segi, dan tidak ada sesuatu pun yang menyerupaiNya”.(Asyura ayat:11)
Pendapat Wahabi : Wahabi mendakwa
bahwa Allah mencipta manusia sama dengan rupa bentukNya.
Rujukannya : lihat asli Kitab
mereka: ‘Aqidah Ahlul Iman Fi Khalq Adam Ala Suratir Rahman,Karangan: Mahmud Al
Tuwaijiri,m/s: 76(Arab saudi)
(kitab ini dipuji oleh Ibnu baz)
11. Persoalan : Lafaz Laila Ha
illallah
Pendapat Aswaja : Berzikir dengan
lafaz ini sebanyak byknya adalah diharuskan karna tercantum
dalam printahNya.
Dalilnya : “Wahai orangorang yang
beriman berzikirlah dengan menyebut nama Allah, zikir yang sebanyak banyaknya”.
(al Ahzab ayat: 41)
Pendapat: Wahabi berkata:“ini adalah
bid’ah dari golongan yang jahil yang keluar daripada landasan syariat kepada
zikir yang mensyirikan Allah”
Dalilnya : Kitab mereka Halaqat
Mamnu’ah,Karangan: Husam ‘Aqod, m/s: 25,terbitan Darul Sahabah, Tonto.
12. Persoalan : Tarikat –
tarikat sufi
Pendapat Aswaja : Tarikat-tarikat
sufi adalah benar kecuali yang menyeleweng dari Al quran dan Sunnah
Dalilnya : Nabi bersabda::
“Barangsiapa yang mengadakan dalam Islam perkara yang baik baginya pahala dan
pahala bagi mereka yang beramal dengannya”H.R Muslim isnad sahih
Pendapat Wahabi : Wahabi berkata: “perangilah
golongan sufi sebelum kamu memerangi yahudi,sesungguhnya sufi itu adalah roh
yahudi.
Rujukannya : Kitab mereka:Majmu’ul
Mufid Min’ Aqidatit Tauhid, m/s:102, Maktabah Darul Fikr, Riyadh(Arab saudi)
13.persoalan : Makna istiwa’
Pendapat Aswaja : Allah Ta’ala tidak
disifatkan duduk di atas arasy
dalilnya : Setiap yang bersifat
duduk di atas sesuatu itu sama sipat makhlukNya baik lebih besar atau
kecil dari, semua itu adalah sifat-sifat jisim yang mempunyai kadar yang
tertentu, sedangkan Allah Ta’ala maha suci dari perkara-Perkara tersebut. Dan
tiadk mungkin sama dgn MakhlukNya . Allah berfirman “Dia (Allah) tidak
menyerupai sesuatu pun dari makhlukNya baik dari satu segi maupun dari semua
segi, dan tidak ada sesuatu pun yang menyerupaiNya”.(Asyura ayat:11)
Imam al-Syafi‘iyy rahimahullah yang
wafat pada 204 Hijriyyah pernah berkata:
“Dalil bahawa Allah wujud tanpa
tempat adalah Allah Ta’ala telah wujud dan tempat pula belum wujud, kemudian
Allah mencipta tempat dan Allah tetap pada sifat-Nya yang azali sebelum
terciptanya tempat, maka tidak harus berlaku perubahan pada zat-Nya dan begitu
juga tiada pertukaran pada sifat-Nya.”Kenyataan Imam al-Syafi‘iyy ini
dinyatakan oleh Imam al-Hafiz Murtadha al-Zubaydiyy di dalam kitab beliau
berjudul Ithaf al-Sadah al-Muttaqin ( نيقتملا ةداسلا فاحتإ ), juzuk kedua,
mukasurat 36, cetakan Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah.
Pendapat Wahabi : Wahabi beriktikad
bahwa Allah Ta’ala duduk di atas arasy.
Rujukan mereka : Kitab
mereka:Nazarot Wa Ta’aqubat Ala Ma Fi kitab Assalafiah,Karangan: Soleh Fauzan,
m/s: 40 Darul Watan Riyadh.
14.Persoalan : Al Kursi
Pendapat Aswaja : Al Kursi adalah
jisim yang besar berada di atas arasy, dicipta oleh Allah tanpa berhajat
kepadanya
dalilnya : “Dan kursi milik Allah
itu seluas langit dan bumi”
Pendapat Wahabi : Kata Usaimin
(wahabi): “Al Kursi itu adalah tempat letak kedua kaki Allah”.
dalilnya Kitabnya: Tafsir Ayat,
Kursi,m/s: 19, Maktabah Ibnu Jauzi. (Arab saudi)
- Persoalan : tentang Alam
Pendapat Aswaja : Alam itu jenisnya
dan afradnya (benda-benda yang terdiri daripadanya)semua itu adalah ciptaan
Allah
dalilnya : Firman Allah:_ لله خالق
كل شى _
Maknannya: “ Allah pencipta segala
sesuatu”.(Azzumar ayat: 62)
Pendapat Wahabi : sama dengan
tanggapan ahli falsafah yang mengatakan bahawa jenis alam itu adalah azali
(tidak ada permulaan). Anggapan mereka ini memberi arti bahwa sebelum kewujudan
makhluk ini ada makhluk dan sebelumnya ada makhluk yang lain dan begitulah
seterusnya tanpa permulaan.
dalilnya : Kitab: Syarah Attohawiah,Karangan:
Ibnu Abil Iz,m/s132, Maktabah Islami,Beirut (kitab ini dipuji oleh Ibnu Baz)
16.Persoalan : Bertawasul dengan
kemulian nabi
Pendapat Aswaja : Orang Islam
dibolehkan berdoa dengan doa ini: “Ya Allah dengankemulianا nabi Muhammad sembuhkanlah
penyakitku”
dalilnya : Hadis doa keluar masjid:
: “Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepadaMu dengan berkat kebenaran
orang-orang yang meminta kepada Mu”H.R Ibnu Majah
pendapat wahabi : Soleh bin Fauzan
dan selainnya dari golongan wahabi mengatakan bahawa tidak boleh betawasul
dengan kemulian nabi.
Dalilnya : Kitabnya: Attauhid,m/s:
70,Riyadh. (Arab saudi)
- Persoalan : pernikahan
Pendapat Aswaja : Perempuan muslimah
boleh Menikah dengan lelaki muslim walaupun lalai dalam Sholat.
Dalilnya : Tidak menjadi kafir
mereka yang meninggalkan sembahyang berjemaah (selagi mereka tidakmengatakan
sembahyang itu tidak wajib), dan mereka boleh tetap menikah dengan
sesama mereka sesama muslim.
Pendapat Wahabi : Ibnu Baz
berkata:”tidak boleh menikah dgn mereka yang meninggalkan sembahyang
berjema’ah”
dalilnya : Kitab: Fatawal
Mar’ah,m/s: 103,Darul Watan, Riyadh. (Arab saudi)
- Persoalan : Melafazkan bismillah ketika makan..
Pendapat Aswja : tidak ada larangan
mengucapkan bismillah ketika mulai makan atau memulai suatu pekerjaan.
dalilnya : tidak ada satupun hadist
yang menghramkan hal demikian
Pendapat Wahabi : membaca dengan
sempurna bismillahi rokhmanirokhim..
adalah salah dan adalh bida’h
yang dicela dan harus dicegah.
Dalilnya : Kitab mereka:Akhto
Syaiah,Karangan Mohd Zaino,m/s: 68 (Arab saudi)
- Persoalan : Mentakwil ayatayat mutasyabihah nnas-nas Al quran yang tidak diketahui maknanya atau mengandungi lebih dari satu makna
tetapi perlu dilihat makna yang
sesuai dengan ayat tersebut)
Pendapat Aswja : Boleh mentakwilkan
ayat-ayat Al quran dan hadis-hadis Nabi yang berbentuk mutasyabihat
selagi takwil tersebut tidak menyimpang dengan Al Quran dan bahasa
quran itu sendiri.
Dalilnya : Ya Allah alimkanlah dia
hikmah dan takwil Al quran”H.R Ibnu Majah.(Sebahagian ulama salaf termasuk Ibnu
Abbas mentakwil ayat-ayat mutasyabihah)
Pendapat Wahabi : Wahabi menyifatkan
Ahlus Sunnah sebagai golongan kafir karena mentakwil ayat-ayat
mutasyabihah
dalilnya : Kitab:Qawaidul
Mithly,Karangan Usaimin,m/s : 45, Riyadh (Arab saudi)
20 Persoalan : Gerak Allah
pendapat Aswaja : Allah Ta’ala tidak
disifatkan dengan bergerak atau berpindah dari satu tempat ke tempat yang
lain.aswaja tidak boleh menduga duga hal demikian.
dalilnya : telah bersepakat
para ulama non wahabi bahwa pergerakan itu adalah dari sifat makhlukNya.
Pendapat wahabi : Wahabi mengatakan
bahawa Allah bergerak. bergerak dari
sudut atas ke bawah dan dari bawah
ke atas.
Dalilnya : Kitab mereka: Fatawa
Aqidah,Karangan Usaimin,m/s: 742. (Arab saudi)
21.Persoalan : Menziarahi kubur Nabi
dan kubur muslimin bagi wanita
Pendapat Aswaja : tidak ada
larangan bagi wanita menziarahi kubur nabi dan kubur orang –orang Islam
Dalilnya : Saidatuna Aisyah bertanya
kepada Rasulullah: “Apakah yang perlu dia (Aisyah)katakan ketika menziarahi
kubur”, maka Rasulullah menjawab:
“katakanlah مسلمين __
لمؤمنين _ م _ لديا _ هل .. على .. لسلا _H.R Muslim
Pendapat wahabi : Usaimin ( wahabi)
berkata:“perbuatan menziarahi kubur bagi perempuan itu adalah haram,dosa besar
dan kafir walaupun menziarahi kubur nabi”
Dalilnya : Lihat kitab:Fatwa
Muhimmah,m/s: 149-150, cetakan Riyadh. (Arab saudi)
22.Allah Ta’ala tidak diliputi oleh
enam arah penjuru (atas,bawah,kiri kanan,depan dan belakang)
Pendapat Aswaja : Allah Ta’ala ada
tanpa diliputi oleh arah penjuru, adaNya tanpa bertempat tidak di arasy dan
tidak dilangit
Dalilnya :Rasulullah bersabda
“Engkau al zohir (setiap sesuatu menunjukan akan wujudNya), tidak ada sesuatu
di atasMu, dan engkau Al Batin ( yang tidak dapat dibayangkan),tidak ada
sesuatu dibawahMu”.H.R Muslim.Jadi jikalau tidak ada sesuatu di atasNya dan di
bawahNya berarti Allah tidak berada di tempat.
Imam yang terkenal dengan karangan
kitab aqidah beliau berjudul ‘Aqidah al-Tahawiyyah ( ةيواحطلا ةديقع ) bernama
Imam al-Hafiz Abu Ja‘far al-Tahawiyy wafat pada 321 Hijriyyah (merupakan ulama
Salaf) telah menyatakan dalam kitab beliau tersebut pada halaman 15, cetakan
Dar al-Yaqin yang bermaksud:
“Allah tidak berada (tidak diliputi)
pada enam penjuru (atas, bawah, kanan, kiri, depan, belakang) seperti sekalian
makhluk.”.
Pendapat Wahabi : Wahabi mengatakan
bahwa zat Allah berada di atas arasy
Dalilnya : Kitab mereka:Fatawa
Aqidah,Karangan Usaimin,m/s: 75.Ryad. (Arab saudi)
23 Jenggot laki laki
Pendapat Aswaja : Memendekkan
janggut yang panjang agar kelihatan rapi adalah dibolehkan.
dalilnya : Ibnu Omar (sahabat Nabi)
pernah suatu ketika dia menggenggamkan janggutnya dan memotong janggut yang
melebihi genggamannya itu.Riwayat: Abu Daud
Pendapat Wahabi : Wahabi mengatakan
bahwa haram memotong janggut walaupun sedikit pada semua keadaan,sebagaimana
yang dikatakan oleh salah satu pemimpin mereka mereka Ibnu Baz.
dalilnya : lihat Kitabnya:Tahqiq Wal
Idhoh Likasir Min Masail Alhaj Wal Umrah wazziarah,m/s: 16. (Arab saudi)
- Meletakkan pelepah tamar di atas kubur
Pendapat Aswaja : Meletakan pelepah
tamar atas kubur orang Islam adalah dibolehkan
Dalilnya : Dalam riwayat Bukhari
terdapat hadis yang menceritakan bahawa pernah satu ketika nabi lalu di tepi
dua kubur, kemudian
mengambil pelepah tamar lalu
mematahkannya dan meletakkan setiap pelepah ke atas dua kubur itu lalu
bersabda:له يخفف عنهما – لع
“mudah-mudahan diringankan azab
mereka” H.R Bukhari isnad sahih(wahabi menghukum kafir Bukhari maka hadis
ini di anggap Dlaif oleh Muhammad bin Abdul wahab pendiri wahabi)
Pendapat wahabi : Ibnu Baz
berkata:”meletakan pelepah tamar di atas kubur bukanlah suatu perkara yang
disyariatkan”
dalilnya : Lihat ktab aslinya “
Ta’liq Ibnu Baz dalam kitab Fathul Bari,Darul Ma’rifah, Beirut
25.persoalan : Madzab
Pendapat Aswaja : 4 madzab adalah
generasi penerus akidah Ulama Salaf sebagaimana penjelasn sunnah
Rasullullah yang menjadi pembimbing umat islam kearah yang benar menurut sunnah
Rasulullah.dan bukan syirik
dalil : ijma kebanyakan ulama
sepakat
Pendapat wahabi : “Mengikut
mana-mana mazhab adalah syirik.”
Dalilnya : kitabnya al-Din al-Khalis
( صلاخلا نيدلا ), juzuk 1, halaman 140 dan 160, cetakan Dar al-Kutub
al-‘Ilmiyyah.
26.Persoalan.Siti hawa Istri nabi
Adam
Pendapat Aswaja : Istri nabi Adam
adanlah ibu seluruh bani adam dan bukan pelaku syirik
Dalilnya : Sunnah rasulullah dan
Alquran Sudah jelas.
Pendapat Wahabi :
“Sesungguhnya syirik itu berlaku kepada Hawwa.”.
Rujukannya : kitabnya al-Din
al-Khalis ( صلاخلا نيدلا ), juzuk 1, .140 dan 160, cetakan Dar al-Kutub
al-‘Ilmiyyah
27.Persoalan apakah umat muslim
terhukum kafir
Pendapat Aswaja : Tidak semua
bisa dihukum kafir musyrik karna lalai dalam ibadah atau karna kesalahan yang
tidak disengaja sesungguhnya manusia itu tidak luput dari sipat lalai dan
salah.kecuali dia keluar dari islam atau mendustakan Allah.
Pendapat Wahabi : Muhammad bin ‘Abd
al-Wahhab berkata: Aku membawa kepada kamu semua agama yang baru dan manusia
selain pengikutku adalah kafir musyrik.”
dalilnya : kitabnya al-Durar
al-Saniyyah Fi al-Radd ‘Ala al-Wahhabiyyah ( ةيباهولا ىلع درلا يف ةينسلا رردلا
), surat 42“
Demikian sebagian contoh yang dapat
penulis kemukakan. ada byk sekali perbedaan antara keduanya..terutama
memahami perkara Bidah
walaupun keduanya sama sama sepakat mengakui adanya Bidah dan pada uraian ini hanya sekedar bahan renungan kita
atas hujah hujah para Ulama Ahlsuunnah wal jamaah dan Wahabi.dan pada Akhirnya..silahkan anda analisa
sendiri apa yang anda anggap benar dan menyimpang dan dari uraian diatas
sbenarnya cukup terlihat.perbedaannya dalam hujah satu sisi..dgn hadist dan quran, disisi lain dgn kitab Ulama pemimpin mereka yang bisa
anda lihat sendiri kitab Aslinya.jika anda berada di Arab silahkan kunjungi
Perpustakaan kerajaan saudi dan buku buku agama golongan wahabi di pusat
perbelanjaan di jeddah dan syukur jika terdapat di indonesia.
Comments
Post a Comment